Denpasar – Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho mendorong pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten di daerah setempat mencari strategi untuk mendatangkan lebih banyak wisatawan nusantara (Wisnus) atau turis lokal ke Pulau Dewata.
“Kita tentu ingin di triwulan pertama 2022 ini pertumbuhan ekonomi Bali bisa positif. Oleh karena itu, kita harus bersama-sama melakukan upaya agar wisnus semakin banyak ke Bali,” kata Trisno di Denpasar, Senin.
Sejak pandemi COVID-19 melanda dari awal 2020, kinerja ekonomi Bali tercatat tumbuh negatif, yakni pada 2020 tumbuh negatif 9,31 persen (yoy) dan hingga triwulan III-2021 juga masih tercatat negatif 2,91 persen (yoy).
Baca juga: BI: 2022, ekonomi Bali tumbuh di atas 6 persen
Menurut dia, pariwisata masih menjadi faktor dominan untuk mendorong pemulihan ekonomi dalam jangka pendek, terutamanya yang bisa didorong saat ini dengan menggenjot kunjungan wisatawan nusantara atau wisatawan domestik.
“Pada 2019, ada sekitar 11 juta wisatawan Indonesia yang berwisata ke luar negeri. Potensi itu yang bisa ditarik ke Bali. Lumayan kalau separuhnya saja bisa ditarik ke Bali, sambil kita menunggu kedatangan wisman,” ucapnya.
Terlebih, ujar Trisno, yang patut diwaspadai juga siklus menurunnya kunjungan wisatawan yang biasa terjadi pada Februari.
Pihaknya berharap kedatangan penumpang di Bandara I Gusti Ngurah Rai yang saat ini rata-rata 8.000 orang perhari bisa terus di atas 8.000 orang, dan bahkan bisa di atas 10.000 orang perhari.
“Kita semua harus tetap semangat, Pemprov Bali bersama Pemerintah Kabupaten/Kota agar ekonomi Bali bisa bangkit kembali. Jangan sampai benar-benar terjadi penurunan kunjungan dan Bali kembali mengalami kontraksi di triwulan I 2022,” ujar Trisno.
Selain itu, Trisno juga mengharapkan agar kementerian dan lembaga tetap mengadakan pertemuan-pertemuan di Pulau Dewata, sehingga bisa turut membantu pemulihan ekonomi Bali.
Sebelumnya Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati mengatakan sepertinya memang harus mulai dilakukan berbagai upaya promosi untuk menjaring lebih banyak wisatawan domestik.
Pria yang biasa disapa Cok Ace itu menambahkan, kedatangan penumpang melalui Bandara I Gusti Ngurah Rai pada Desember 2021 yang tertinggi mencapai 14 ribu perhari juga belum dapat dikatakan semuanya wisatawan.
“Mungkin dari 14 ribu itu yang benar-benar wisatawan hanya 70 persen. Namun dari 70 persen yang datang untuk berwisata ke Bali, mereka juga tidak lantas tinggal di satu kamar hotel,” ucap Ketua PHRI Bali itu.
Baca juga: BI: per bulan, 400 ribu transaksi QRIS di Bali
Belakangan, ujar Cok Ace, ada tren wisatawan domestik lebih memilih tinggal di vila-vila sehingga bisa dalam satu kamar itu ditempati sampai 4-6 orang.
“Dengan demikian, jika dibandingkan dengan jumlah kamar hotel di Bali sekitar 140 ribu kamar, paling yang terisi sekitar 8 persen. Namun jika dilihat per wilayah atau perhotel, bisa saja hingga 60 persen,” katanya.(Ant)