Menparekraf Harap Bali Blockchain Conference Buka Peluang Usaha

Badung – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno berharap ajang Bali Blockchain Conference dapat membuka peluang usaha dari perkembangan ekonomi digital sebagai upaya membangkitkan sektor ekonomi kreatif khususnya UMKM di tanah air.

“Bali Blockchain ini membuka peluang bagi kita untuk menjembatani bukan hanya dirasakan bagi kalangan menengah ke atas, tapi UMKM-UMKM dengan teknologi blockchain bisa berpartisipasi,” ujar Menparekraf Sandiaga Uno saat menghadiri Bali Blockchain Conference di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Selasa.

Menparekraf juga mengingatkan agar masyarakat memahami betul dan mempelajari apa yang ingin diinvestasikan agar tidak menjadi spekulasi di kemudian hari.

Untuk itu, menurutnya pemerintah hadir untuk mendukung sosialisasi dan mengedukasi apa itu blockchain serta instrumen-instrumen apa yang ada di atas blockchain seperti krypto dan lain sebagainya.

“Memang terkadang ada unsur spekulasi, namun saya sering mengingatkan berinvestasi itu bukan berspekulasi. Berinvestasi itu mengerti dengan baik apa teknologi baru ini. Untuk itu pemerintah hadir mendukung untuk memberi sosialisasi dan edukasi masyarakat apa yang menjadi peluang dan risiko dimana agar kita bisa mengambil peran di dalamnya,” katanya.

Blockchain merupakan teknologi yang digunakan sebagai sistem penyimpanan atau bank data secara digital yang terhubung dengan kriptografi. Penggunaannya tidak terlepas seperti bitcoin dan cryptocurrency lainnya.

Kegiatan yang diselenggarakan Bali Token bertajuk Bali Blockchain Conference 2022 itu bertujuan untuk memajukan industri blockchain di Indonesia.

Materi-materi yang akan diberikan akan berguna untuk mewujudkan literasi crypto. Acara diselenggarakan pada 21 Februari sampai 22 Februari 2022.

“Kegiatan Bali Blockchain Conference juga menjadi pemanasan bagi kegiatan-kegiatan serupa lainnya yang diselenggarakan di Pulau Dewata sebagai bagian dari program yang tepat sasaran, tepat manfaat, dan tepat waktu,” ungkap Sandiaga Uno.

Peluang ekonomi digital Indonesia sangatlah besar, dilihat dari pengguna internet mencapai 202,6 juta atau sebesar 73,7 persen dari total penduduk Indonesia.

Menurut riset dari Google dan Bain, ada 21 juta konsumen digital baru selama pandemi pada tahun 2020 dan paruh pertama tahun 2021.

“Industri kreatif dan digital adalah masa depan ekonomi Indonesia dan dunia. Laporan dari SEA e-Conomy menyebutkan, nilai ekonomi digital Indonesia secara keseluruhan memiliki Gross Merchandise Value (GMV) senilai 70 miliar dolar AS atau sekitar Rp994 triliun pada tahun 2021,” ujarnya.

Nominal transaksi e-commerce pun terus meningkat di tahun 2020 hingga mencapai Rp266,3 triliun. Berdasarkan Data Bappebti, pada akhir tahun 2021 jumlah pelanggan aset kripto Indonesia mencapai 7,5 juta orang. Tak hanya jumlah pelanggan nilai transaksi kripto bahkan meningkat 636,15 persen menjadi Rp478,5 triliun pada Juli 2021.

“Nilai tersebut naik signifikan dibandingkan tahun 2020 yakni Rp65 triliun. Dengan potensi yang begitu besar diharapkan hal tersebut dapat membangkitkan ekonomi dan membuka lapangan kerja di tanah air,” katanya.

Meski begitu, terdapat banyak sektor lainnya yang bisa memanfaatkan perkembangan teknologi dari Blockchain ini.

“Blockchain adalah suatu teknologi yang sangat krusial dalam mendukung efisiensi dan transparansi,” ungkap Sandiaga Uno. (Ant)