Gubernur Bali Dorong Lembaga Penyiaran Tampilkan Kesantunan

Badung – Gubernur Bali Wayan Koster mendorong lembaga penyiaran di daerah itu untuk meningkatkan kualitas penyiaran, tidak saja pada substansi, sekaligus pada tampilan agar mengedepankan kesantunan sesuai dengan budaya Indonesia.

“Dengan demikian, lembaga penyiaran akan jadi pendorong berkembangnya tatanan kehidupan baru, apalagi di Bali yang harus memperkuat budayanya,” kata Koster dalam keterangan tertulisnya di Denpasar, Kamis.

Ia menyampaikan hal tersebut saat membuka Deklarasi Bersama Mewujudkan Peradaban Baru Penyiaran melalui Informasi Berkualitas yang digelar oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat di Nusa Dua, Kabupaten Badung.

Pembukaan deklarasi dihadiri Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid, Ketua KPI Pusat Agung Suprio, Duta Besar Indonesia untuk Singapura Suryo Pratomo, dan Ketua KPID Bali I Gede Agus Astapa, dan Asosiasi Televisi di Indonesia.

Selain itu juga dihadiri 12 perguruan tinggi di Indonesia yang memiliki kerja sama dengan KPI Pusat dalam Indeks Kualitas Siaran Televisi.

“Saat ini banyak berseliweran di media, berita-berita yang tidak patut dan konten-konten yang dahulu tidak seharusnya ada, namun kini malah tampil di lembaga penyiaran,” ujarnya.

Oleh karena itu, kata dia, perlu dilakukan dan pengawasan agar apa yang ditampilkan mengikuti tatanan kehidupan yang maju dan menjaga tatanan budaya di Indonesia.

Koster menyatakan mendukung tema deklarasi sekaligus Forum Penyiaran 2022 untuk mewujudkan peradaban baru melalui penyiaran yang berkualitas di Indonesia. Tema ini sinkron dengan visi pembangunan daerah Bali, yaitu Nangun Sat Kerthi Loka Bali, melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru.

Koster menambahkan, KPI Pusat yang berkegiatan di Bali tidak hanya menjalankan program, namun telah ikut membantu Bali memulihkan pariwisata dan perekonomian Bali pascapandemi COVID-19.

“Hal ini berarti KPI tidak saja menjalankan programnya, tetapi bagi Bali, kehadiran 100 sampai 200 orang itu penting. Jadi, kalau ada 200 orang yang hadir, berarti kira-kira ada 200 kamar hotel yang terisi dan restorannya juga hidup,” ujarnya.

Sementara Ketua KPI Pusat Agung Suprio menyebut Bali adalah salah satu yang terdepan dalam transisi TV analog ke TV digital, sehingga Bali menjadi lokasi yang tepat untuk dilakukannya deklarasi Peradaban Penyiaran Indonesia.

Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid menyatakan komitmennya untuk membangun penyiaran Indonesia yang sehat dan DPR ikut serta mendorong ekosistem penyiaran yang baik. Diantaranya melalui skema yang cermat harus dibuat untuk mencegah rusaknya stabilitas bangsa. (Ant)